Didirikan pada era Galatama (Liga Sepakbola Utama), Petrokimia Putra Gresik berhasil bertransformasi menjadi klub elit kebanggaan warga Gresik. Ketika terjadi penggabungan kompetisi profesional Galatama dengan kompetisi amatir Perserikatan menjadi Liga Indonesia di tahun1994, Petrokimia Putra menjadi finalis Liga Indonesia pertama. Meskipun kalah dari Persib Bandung (0-1), Petrokimia Putra berhasil menggantikan Persegres Gresik sebagai klub kebanggaan Gresik.
Delapan tahun kemudian, kejutan terjadi di Liga Indonesia (2002) saat dua tim kuda hitam menjadi finalis liga, yakni Petrokimia Putra dan Persita Tangerang. Kali ini warga Gresik patut berbangga karena Petrokimia berhasil menjuarai Liga Indonesia. Setahun kemudian sang juara justru mengalami nasib sial, terdegradasi. Perombakan yang dilakukan manajemen pasca juara tak berjalan dengan baik.
Karena masalah dana, pada tahun 2005, Petrokimia di merger dengan Persegres Gresik menjadi Gresik United agar bisa mendapatkan dana dari pemerintah kabupaten. Dana didapat, prestasi malah tak mendekat. Sampai tahun 2010, Gresik United masih menjadi penghuni divisi utama liga Indonesia (finish peringkat 5 wilayah 2). Sebuah ironi, mungkin setelah dimerger, klub akan mendapat dana segar dari pemerintah, namun disisi lain profesionalitas akan terdegradasi. Kembali ke konsep profesional bahwa klub harus mencari dana sendiri kepada pihak ketiga (sponsor). Bukan profesional jika hanya mengharap kucuran dana APBD. Selain membebani rakyat, dalam sepakbola dana APBD hanya untuk klub AMATIR.
Kita harus berkaca dari juara ISL 2009/2010 Arema Indonesia. Tanpa APBD, tim ini mampu menjadi jawara meskipun sempat terkena kendala dana. Namun saat telah menjadi jawara, sponsor berebut tempat di Arema Indonesia.
Profesionalitas diperlukan dalam sepakbola. APBD bukan untuk sepakbola. Masih banyak permasalahan yang terjadi di Kabupaten Gresik. Be A Professional!!!
Waktu jadi juara, gol kemenangan petrokimia adalah golden goal, waktu itu yang bikin gol pemain asing,,lupa aku namanya...sayang sekarang petrokimia yang jadi gresik united belum bisa bangkit lagi
BalasHapussaya juga lupa.. mungkin yao eloi? yanche kathehokang? samuel chebi? hmmm...
BalasHapusya. alasannya simpel.. tak ada dana.. memalukan untuk sebuah kota dengan polusi parah karena banyak kegiatan perusahaan dan industri.. tapi klub bolanya tidak memiliki dana yang cukup