Kamis, 19 Januari 2012

Lapangan Buruk

Kemarin lihat divisi utama yang dikelola PT Liga Indonesia antara Persiku Kudus melawan Persip Pekalongan cukup menarik. Permainan yang diperagakan tim tuan rumah dan tim tamu sebenarnya sangat menghibur. TAPI... lagi-lagi saya kecewa. Kenapa kualitas lapangan di Indonesia SANGAT buruk?? Seorang Jose Mourinho pernah mengatakan bahwa lapangan di Santiago Bernabeu seperti Kebun Kentang. Lalu bagaimana dengan kualitas lapangan GBK? Dan bagaimana kualitas lapangan di sebagian besar kota di Indonesia?? MENYEDIHKAN...

Tampaknya saya terpaksa harus mengakui kalau sekarang saya iri dengan negara tetangga kita.. malaysia. Yang sering kita olok-olok sebagai maling itu. Semua pemain sepakbola Indonesia maupun malaysia sama-sama punya mimpi yang tinggi. Ingin menjadi pemain hebat. Namun perbedaan kini terdapat kondisi federasi sepakbola masing-masing. Malaysia tidak hanya memberi program pembinaan pemain, tapi juga memperbaiki infrastruktur sepakbola yang ada, terutama kualitas LAPANGAN!. Lalu apa yang sudah dilakukan PSSI??? 

Sedih dan amat menyedihkan. Kompetisi kita kaya akan klub bola. Tapi strata kompetisi kini tidak jelas. Fasilitas lapangan juga parah.

Kompetisi Indonesia terpecah menjadi 2. Yang dikelola PT. LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo) dengan yang dikelola PT. LI (Liga Indonesia). PT. LPIS adalah badan bentukan PSSI  pimpinan ketua umum Johar Arifin yang dibentuk (secara mendadak) menggantikan PT. LI yang sebelumnya mengelola kompetisi. Atas dasar apa PSSI membentuk pengelola liga yang baru? Saya tidak mengerti. Padahal PT.LI cukup profesional dalam mengelola ISL dan divisi utama. Saya semakin menduga bahwa bahwa itu hanya upaya untuk menghapus jejak-jejak Nurdin Halid pada sepakbola Indonesia. Harusnya kita melihat dari sisi profesionalitas. Bukan memandang siapa kawan, siapa lawan. Tanda-tanda federasi sepakbola sudah kental dengan aroma politik. Seorang yang ada di belakang Johar Arifin Hussein yang patutnya dievaluasi sekarang ini. Dialah Arifin Panigoro yang menjadi otak kekecewaan saya terhadap kondisi PSSI. Mungkin anda juga kecewa??

Emang apa hubungannya Arifin Panigoro dengan kondisi PSSI saat ini? Hahaha. Kapan-kapan akan saya bahas. Atau kalau tidak sabar silahkan search di google :p

Kembali ke masalah fasilitas lapangan bola, setidaknya ada beberapa lapangan atau stadion yang menurut saya memiliki kualitas baik untuk dilangsungkannya sebuah pertandingan. Kita runtut dari yang paling barat, lapangan yang dimiliki stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang menurut penglihatan saya sudah dalam kategori cukup untuk ukuran Indonesia, lalu Gelora Bung Karno Jakarta juga hampir sama seperti yang ada di Palembang namun untuk masalah drainase atau kemampuan lapangan untuk menyerap air bisa dikatakan sangat kurang. Bandung dengan stadion si Jalak Harupat nya harus bangga, karena lapangan stadion ini memiliki daya serap air yang menurut saya sangat baik. Ditunjang dengan kedataran lapangan yang cukup bagus serta infrastruktur stadion yang megah. Stadion sultan agung di bantul juga memiliki daya serap air yang bagus. Infrastruktur stadion juga cukup. Untuk selanjutnya lebih baik saya tampilkan dalam bentuk tabel. Penilaian saya berdasarkan pengamatan dari layar kaca saja, dari pertandingan-pertandingan sepakbola yang saya tonton.

NO
STADION
KOTA
LAPANGAN
INFRASTRUKTUR
KLUB
1
Harapan Bangsa
Banda Aceh
-
B
-
2
Nasional
Pekanbaru
Dibangun
Dibangun
-
3
Gelora Sriwijaya Jakabaring
Palembang
B
A
Sriwijaya FC
4
SU Gelora Bung Karno
Jakarta
BC
A
-
5
Si Jalak Harupat
Bandung
A
A
Persib Bandung
6
Gedebage
Bandung
dibangun
Dibangun
-
7
Sultan Agung
Bantul
AB
B
Persiba Bantul
8
Maguwoharjo
Sleman
AB
B
PSS Sleman
9
Manahan
Solo
BC
B
Persis Solo
10
Gelora Bung Tomo
Surabaya
B
A
-
11
Kanjuruhan
Malang
BC
B
Arema Malang
12
Gelora Bumi Kartini
Jepara
A
B
Persijap Jepara
13
SU Kaltim Palaran
Samarinda
A
A
-
14
Segiri
Samarinda
A
B
Persisam Putra Samarinda
15
Mandala
Jayapura
A
B
Persipura Jayapura
16
Madya Kudungga
Kutai Kartanegara
BC
A
Mitra Kukar

Dari nama-nama stadion tersebut, yang patut disayangkan adalah stadion gelora bung tomo surabaya dan stadion utama Kaltim Palaran yang tidak digunakan sebagai hombase klub. Persebaya 1927 memilih stadion Gelora sepuluh nopember  sebagai hombasenya dengan alasan lebih dekat dengan pusat kota Surabaya. Padahal Stadion Gelora Sepuluh Nopember memiliki kualitas lapangan yang buruk. Stadion Gelora Bung Tomo sendiri memang tergolong jauh dari pusat Surabaya karena terletak di pinggiran Surabaya Barat. Stadion ini justru lebih dekat dengan pusat Kota Gresik.

Stadion Utama Kalimantan Timur Palaran juga tidak digunakan sebagai home base oleh Persisam Putra Samarinda. Karena Persisam sudah menggunakan stadion Segiri sebagai home base. Mungkin karena letaknya ada di tengah kota, dan juga kualitas lapangannya juga sudah cukup baik.

Catatan sekali lagi, apa yang saya tulis diatas adalah berdasarkan yang saya lihat di layar kaca. Apabila ada koreksi silahkan memberi komentar.

Ada juga klub yang memiliki catatan prestasi yang bagus di liga Indonesia namun tidak memiliki stadion yang layak untuk bertanding. Berikut adalah tabelnya


NO
KLUB
STADION
KOTA
LAPANGAN
INFRASTRUKTUR
1
PSMS Medan
Teladan
Medan
D
B
2
Semen Padang
Haji Agus Salim
Padang
CD
C
3
PSPS Pekanbaru
Kaharudin Nasution
Pekanbaru
C
C
4
Persita Tangerang
Benteng
Tangerang
D
D
5
Persikota Tangerang
Benteng
Tangerang
D
D
6
Persija Jakarta
-
-
-
-
7
Pelita Jaya Karawang
Singaperbangsa
Karawang
C
B
8
PSIS Semarang
Jatidiri
Semarang
D
B
9
Persibo Bojonegoro
Letjen Sudirman
Bojonegoro
C
D
10
Persela Lamongan
Surajaya
Lamongan
C
B
11
Persik Kediri
Brawijaya
Kediri
C
B
12
Deltras Sidoarjo
Gelora Delta
Sidoarjo
D
B
13
Persema Malang
Gajayana
Malang
C
B
14
Persiba Balikpapan
Persiba
Balikpapan
CD
C
15
PSM Makassar
Andi Matalatta
Makassar
CD
BC
16
Persiwa Wamena
Pendidikan
Wamena
C
C
Catatan : belum pernah melihat stadion milik persiram dan persidafon

Sekali lagi itu hanya penilaian pribadi saya berdasarkan yang saya lihat secara kasat mata dari sudut pandang saya, jadi apabila ada kesalahan mohon koreksinya.

Kalau makin kesini, tampaknya masalah lapangan akan semakin terbengkalai. Saat ini kisruh di PSSI memakan semua waktu yang berharga yang seharusnya dimanfaatkan PSSI untuk membangun lagi kualitas sepakbola nasional kita. Dan saya paling berharap dengan pembenahan lapangan ini. Sepakbola yang paling efektif sekaligus paling menghibur adalah permainan bola-bola pendek. Dan permainan bola-bola pendek tidak akan bisa diterapkan jika lapangan tidak datar, atau saat kondisi lapangan seperti kubangan lumpur. Saat kondisi seperti itu, yang kita lihat hanyalah permainan bola-bola panjang yang membosankan dan permainan keras ala beladiri yang diterapkan dalam takle-takle keras sepakbola (lapangan licin, becek, penuh genangan air membuat permainan menjurus kasar).

Semoga para pemerintah daerah tanggap dalam kondisi saat ini. Karena mengharapkan kebijakan dari PSSI pusat pun sepertinya tidak mungkin... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya yaaa :D
komentar anda adalah apresiasi untuk para blogger.