Jumat, 09 Agustus 2013

my freak passion and interest - Indonesian Football (part 1)

sinting.. memang sinting.. haha, buat orang-orang yang menganggap dirinya normal terutama..

Saya hanya manusia biasa, yang terlahir biasa di dunia. Hidup di negara dengan passion sepakbola, namun masih bermandikan mimpi prestasi sepakbola. ada, ya, ada prestasi sepakbola, namun itu masa lalu. Lumayan menurut saya, kita disegani di level Asia, kita disebut Brazil nya Asia. Namun kembali lagi, itu hanya masa lalu. itupun saya belum hadir di dunia.. menyedihkan.

Saya hanya manusia biasa. Yang memainkan bola di jalan aspal yang tidak rata, ataupun di lapangan yang tidak dirawat, atau hanya dirawat dengan memakainya sebagai sarana sepakbola, atau dengan kata lain merawat dengan menginjak-injaknya agar rumput tidak tumbuh terlalu cepat. 

dulu, kalau tidak salah kelas 6 SD, saya suka bermain PS game winning eleven (game sepakbola) dengan menggunakan tim Real Madrid. sejak saat itu saya mengidolakan Real Madrid, bangun dini hari untuk menyaksikan laga liga champions pun sering saya lakukan. tapi hal itu tidak bertahan lama. 

lulus SD, saya diterima di SMP favorit di kota saya, alhamdulillah. saya masih menyukai bermain sepakbola di aspal ataupun di lapangan, tapi saya mulai jarang melihat laga sepakbola di televisi.

masuk SMA saya mulai jarang bermain sepakbola, terkadang hanya bermain futsal di tempat yang disewakan. di SMA ini, ke-freak-an saya mulai muncul. di SMA saya hanya mengikuti ekstra kulikuler Pecinta Alam. jadi saya punya banyak waktu di rumah. sekolah selesai sore, sampai rumah saya selalu disuguhi pertandingan ISL (Indonesia Super League), pada akhirnya saya selalu berusaha tidak melewatkan semua pertandingan. Saat itu saya terpesona dengan permainan Arema yang ditangani oleh Robert Rene Albert. penampilan nya berbeda dengan tim-tim lain. bola-bola pendek sering terlihat dari tim ini. bermodalkan pemain-pemain yang tidak terlalu "wah", Arema dianggap sebagai tim underdog saat itu.

sejak saat itu, apa-apa yang saya tahu tentang sepakbola adalah Indonesia dan Arema, teman-teman di kelas juga menyebut saya Arema. Padahal saya bukan orang Malang, saya cuman suka gaya permainan Arema saat dilatih oleh Robert Rene Albert.

masuk bangku kuliah, saya masih senang mengikuti perkembangan sepakbola nasional. apalagi pasca euforia AFF 2010. dimana Alfred Riedl membawa permainan Timnas Indonesia selangkah di depan. padahal waktu itu Alfred Riedl mengisi skuad Garuda dengan banyak pemain-pemain debutan. Ahmad Bustomi, Nasuha, Tony Sucipto, Zulkifli Syukur, dsb. hampir mirip dengan Robert Rene Albert yang membawa Arema dari status underdog, menjadi jawara Indonesia Super League. padahal Arema saat itu banyak diisi pemain-pemain lokal binaan asli Arema.

lalu muncul liga tandingan LPI, liga yang digadang-gadang akan membawa perubahan sepakbola Indonesia. lebih bersih dari mafia, lebih-lebih-lebih apapun. yang nyatanya malah membawa kehancuran sepakbola Nasional. euforia timnas yang saya harap terulang kembali di tahun 2012 ternyata hanya semu belaka. saat itu hanya pemain LPI yang boleh membela timnas, sedangkan mayoritas putra terbaik ada di ISL.

lupakan timnas, saya kembali ke ISL, musim yang spesial karena Gresik United masuk level tertinggi sepakbola nasional. dengan kenangan manis tahun 2002 kala itu sebagai Petrokimia Putra, Gresik berhasil menjadi jawara liga Indonesia. saya mulai bertanya, mana yang harus saya dukung? Arema? yang membawa emosi saya untuk sepakbola Indonesia? atau Gresik? yang merupakan tanah kelahiran saya (agak primordial).

hingga pada akhirnya (dan semoga memang menjadi akhirnya) saya lebih mendukung GU karena faktor tanah kelahiran. hahaha. Arema membuat saya tertarik dengan sepakbola negeri ini, dan membuat saya kembali ke euforia ultras kota pudak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya yaaa :D
komentar anda adalah apresiasi untuk para blogger.