Klub Sepakbola Indonesia yang Tidak Menggunakan Nama Konvensional

Akronim atau singkatan menjadi bagian dari sepakbola Indonesia. Hampir seluruh klub peserta liga menggunakan akronim Persatuan Sepakbola dengan diikuti nama kota atau kabupaten. Sisanya menggunakan nama yang lebih beda... 

(untuk klub-klub ISL dan Divisi Utama)

SRIWIJAYA FC.

Adalah klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan khususnya kota Palembang yang berlaga di ISL musim 2009/2010. Awalnya klub ini bernama Persijatim Jakarta Timur. Karena masalah dana, klub ini dijual oleh pemiliknya dan berpindah markas di stadion Manahan Solo, berubah nama menjadi Persijatim Solo FC. Lagi-lagi karena masalah dana, klub ini pindah ke Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang dengan nama baru Sriwijaya FC dan bertransformasi menjadi sebuah klub elit di Liga Indonesia.

Sriwijaya menjadi satu-satu nya tim yang pernah merasakan double winners di Indonesia di tahun 2008 ketika menjuarai Liga Indonesia 13 dan Copa Dji Sam Soe 3. Di tahun 2009, menjadi juara Copa Dji Sam Soe 4. Dan di tahun 2010 mencapai babak 16 besar dalam AFC Cup.

PELITA JAYA FC JAWA BARAT

Salah satu tim bersejarah Indonesia di era perserikatan dengan segudang prestasi. Namun gagal mengulang suksesnya di tahun 1994 hingga kini. di tahun 1997 menjadi Pelita Mastrans, berubah ke Pelita Bakrie, Pelita Solo (Markas di Manahan Solo), Pelita Krakatau Steel, Pelita Jaya Purwakarta, dan sekarang menjadi Pelita Jaya Jawa Barat. 

Tim Pelita Jaya juga pernah dihuni legenda sepakbola dunia, yaitu Mario Kempes, Roger Milla, dan Maboang Kessack. 

Pada ISL 2009/2010, Pelita Jaya berjuang untuk terhindar dari zona degradasi.

Prestasi terbaik Pelita Jaya (Jakarta) adalah di tahun 1990/1991 menjadi peringkat 3 di ajang Liga Champions Asia setelah kalah dari Esteghlal di semifinal, dan menang atas wakil Korea Utara di perebutan tempat ketiga.

BONTANG FC

Klub yang awalnya bernama PKT Bontang atau Pupuk Kaltim Bontang ini merupakan klub sepakbola profesional yang bermarkas di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Indonesia. Tim yang awalnya bernama PS Pupuk Kaltim Galatama ini dibentuk pada tanggal 18 Juni 1988 oleh perusahaan PT Pupuk Kaltim (PKT) dan diikutsertakan pertama kali ke kompetisi Galatama pada tahun yang sama. Bontang PKT merupakan salah satu dari beberapa tim yang belum pernah sama sekali terdegradasi dari liga paling bergengsi di Indonesia (dulu Divisi Utama, kini Superliga). Bontang PKT sendiri pernah beberapa kali mengikuti turnamen Piala Winners Asia. Pada tanggal 12 Juni 2009, Bontang PKT merubah namanya menjadi Bontang FC setelah klub ini berpindah tangan dari PT Pupuk Kaltim ke Pemerintah Kota Bontang.

Di ISL musim 2009/2010 Bontang FC nyaris terdegradasi. 

 

AREMA INDONESIA 

Juara ISL 2009/2010 ini merupakan klub fenomenal di Indonesia. Menjadi klub profesional yang tidak ber plat merah (bukan milik pemerintah) dengan materi pemain muda yang minim pengalaman, kini bertransformasi menjadi tim elit Indonesia dengan menyabet gelar juara ISL 2009/2010. Berdiri sejak 11 agustus 1987, perjalanan panjang klub ini tak lepas dari masalah pendanaan. Namun Arema dapat survive dan menjadi kekuatan elit di Liga Indonesia.

Tim yang memiliki nama awal Arema Malang ini bermarkas di stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Memiliki salah satu kelompok suporter terbesar di Indonesia yaitu Aremania.

Sejarah panjang klub ini dapat dibaca di situs-situs Arema dan wikipedia.

PS SEMEN PADANG

Tim yang berhasil meraih peringkat 3 di divisi utama (Liga Joss Indonesia) 2009/2010 berdiri pada 30 november 1980. bermarkas di stadion GOR H. Agus Salim, Padang. Klub ini adalah milik perusahaan Semen Padang yang termasuk perusahaan tertua di Indonesia. Keberhasilan Semen Padang menduduki peringkat 3 di divisi utama Liga Joss Indonesia musim 2009/2010 membuat Semen Padang secara otomatis masuk di Indonesian Super League di musim berikutnya 2010/2011.

DELTRAS SIDOARJO

Delta Putra Sidoarjo, namun lebih familiar dengan nama Deltras Sidoarjo. Sejarah klub ini berasal dari pulau dewata (Bali). Dengan nama Gelora Dewata '89 dan bermarkas di Bali. Namun Gelora Dewata pindah home base di Sidoarjo dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta di tahun 2001 hingga akhirnya berubah menjadi Delta Putra Sidoarjo atau Deltras Sidoarjo. Klub ini dimiliki oleh pemerintah kabupaten Sidoarjo. Di musim 2009/2010, Deltras menjadi runner up divisi utama (Liga Joss Indonesia) setelah dikalahkan Persibo Bojonegoro di final liga. Deltras berhak masuk Indonesian Super League di musim berikutnya 2010/2011.

GRESIK UNITED

Bermarkas di stadion Tri Dharma (Petrokimia), Gresik. Tim hasil gabungan dari Petrokimia Putra Gresik dan Persegres Gresik ini masih terseok-seok di divisi utama. Finish di peringkat 5 wilayah 2 divisi utama 2009/2010 membuat Gresik United kehilangan tiket Piala Indonesia serta harus bertahan di divisi utama di musim berikutnya 2010/2011. Rakyat Gresik masih menantikan agar GU mengulang kembali kejayaan Petrokimia Putra yang 2 kali merasakan final kasta tertinggi sepakbola Indonesia di tahun 1994 (Runner Up, Kalah 0-1 dari Persib Bandung) dan 2002 (Juara Liga mengalahkan Persita Tangerang). 

MITRA KUTAI KARTANEGARA

Cikal bakal Mitra Kukar adalah klub Niac Mitra  asal Surabaya yang kemudian dikenal pula dengan sebutan Mitra Surabaya. Ketika Mitra Surabaya terdegradasi ke Divisi 1 pada tahun 1999, klub ini dibeli pemilik Barito Putra dari Banjarmasin yakni H. Sulaiman HB dan pindah markas ke ibu kota Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Sejak itu Mitra Surabaya berganti nama menjadi Mita Kalteng Putra (MKP).

Pada tahun 2001, Mitra Kalteng Putra degradasi ke Divisi 2. Kesulitan keuangan yang dialami Mitra Kalteng Putra dalam menjalani roda kompetisi akhirnya membuat klub ini kembali pindah markas ke Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2003 dengan status dipinjamkan.

Mitra Kalteng Putra kemudian berganti nama lagi menjadi Mitra Kukar saat menjalani kompetisi Divisi 2 Liga Indonesia musim 2003 hingga sukses menapak ke kompetisi Divisi 1 pada musim 2004. Status Mitra Kukar secara resmi menjadi milik Kutai Kartanegara setelah klub ini dibeli dari H. Sulaiman HB dengan harga Rp. 1,5 milyar pada tahun 2005.

Di musim 2007, Mitra Kukar berhasil lolos ke Divisi Utama Liga Indonesia musim 2008 setelah sukses menduduki posisi sebagai juara Grup IV sekaligus melaju babak semifinal Divisi I Liga Indonesia 2007. Namun, Mitra Kukar gagal melangkah ke babak final setelah kalah dari Persikad Depok melalui adu penalti.

Di musim 2009/2010 Mitra Kukar masih tertahan di Divisi Utama Liga Indonesia.

PRODUTA FC INDONESIA

Nama awal Pro Duta adalah Bandung Putra, yang saat itu masih berada di lingkungan amatir. Pada tahun 1986, dalam rangka penyegaran kepengurusan, Bandung Putra berganti nama menjadi Pro yang dipimpin oleh Deny Susanto. Setahun kemudian, Pro sukses menjadi juara Divisi 1 Kompetisi Intern Persib. Memperingati hari ulang tahunnya yang pertama, Pro mengadakan dua pertandingan persahabatan, yaitu Persib vs Persebaya 0-0 dan Pro (anggota Persib) vs UNI (anggota Persib) 1-1. Pada 1987, Pro menyelenggarakan Piala Duta di lapangan Tegalega Bandung. Dalam perkembangannya, Pro pun berganti nama menjadi Pro Duta. Di era Liga Indonesia, Pro Duta (Amatir) membentuk Pro Duta (Profesional) untuk mengikuti kompetisi. Sejak mengikuti kompetisi profesional Liga Indonesia, Pro Duta memisahkan diri dari induknya yaitu Persib. Pro Duta yang memulai kiprahnya di Divisi 3 Liga Indonesia wilayah Jawa Barat berhasil mencapai ke Divisi 1 Liga Indonesia. Sehingga di tahun 2009 Pro Duta dapat berkompetisi di Divisi Utama Liga Indonesia.
Awal tahun 2009, Pro Duta dijual oleh pemilik lamanya (Denny Susanto) kepada seorang pengusaha Kelapa Sawit yang namanya sudah tidak asing lagi di dunia persepakbolaan nasional, Sihar Sitorus. Pro Duta Bandung pun mengalami perombakan total dan berganti nama menjadi Pro Duta FC Indonesia. Kini, Tim yang berjulukan "kuda keraton" ini bermarkas di stadion Maguwoharjo, Sleman, DIY dan bermain di Liga Joss Indonesia divisi utama. Berbeda dengan tim-tim lain yang berlaga di divisi utama, Pro Duta FC merupakan klub bola non APBD, yaitu klub bola yang tidak mendapatkan bantuan APBD dari pemerintah setempat. Dana kompetisi Pro Duta FC dikelola secara professional dan murni independen dari pemiliknya. 

Di musim 2009/2010 Pro Duta berada di wilayah 2 divisi utama. Untuk musim selanjutnya, Pro Duta tetap bertahan di Divisi Utama. 

sumber : http://id.wikipedia.org/