Sabtu, 09 Maret 2013

kekalahan ke-empat Gresik

4 kali kalah berturut-turut di kandang. Sriwijaya, Mitra Kukar, Pelita Bandung Raya, dan kali ini Arema berhasil mempermalukan Persegres Gresik United di hadapan puluhan ribu Ultrasmania. Saya maupun Ultrasmania lainnya tentu kecewa. khusus untuk laga melawan Arema ini, saya bahkan sudah berniat untuk bolos kuliah, di stadion diguyur hujan #curhat. hahaha. sempat optimis kita akan mampu mengalahkan Arema. berdasarkan pertandingan ujicoba november tahun lalu, Gresik berhasil mengalahkan Arema dengan skuad yang tidak jauh beda. Bertanding tanpa pelatih, diibaratkan GU saat ini. coach Suharno sudah dipecat 2 minggu yang lalu. Dan kabarnya manajemen mulai mendekati pelatih asing. siapapun pelatihnya, buat saya yang terpenting adalah jangan sampai gonta-ganti pelatih kembali terulang di musim ini. 

cukup takjub, berbeda sekali saat Ultras Gresik bersanding dengan Aremania dengan dibandingkan pertandingan-pertandingan sebelumnya. Ultras tampak sepi (secara kuantitas memang banyak, tapi semuanya terdiam). Saat melawan Arema, Ultrasmania seolah-olah tidak mau kalah kreativitas dengan Aremania. terutama yang berada di sektor 6. berteriak dan bernyanyi bersama-sama. cukup mengimbangi sebetulnya. apalagi ketika skor imbang 1-1. namun saat Arema unggul 1-2, Ultras kembali terdiam. dan Aremania berbalik bersorak dan kembali atraktif. 

Mungkin agak kangen juga dengan 11 tahun yang lalu. Saat Petrokimia Putra menjadi jawara Liga Indonesia tahun 2002. Ultrasmania disebut-sebut sebagai suporter yang paling atraktif dan kreatif. ya, euforianya membuat saya ingin kembali ke masa itu. 10 tahun berlalu, seperti mengalami kemunduran. hmmm. tapi harapan itu masih ada, seandainya manajemen tidak menaikkan harga tiket terlalu drastis dan tidak sering-sering gonta-ganti pelatih, otomatis suporter akan rela berbondong-bondong datang. memang sebagai suporter kita juga harus loyal dengan tim kesayangan. tapi sebagai manajemen harusnya tidak semena-mena menaikkan tiket dengan gembor-gembor slogan loyalitas. 

back to the topic
Pertandingan kali ini ternyata menyisakan banyak insiden. bukan antara Ultras dengan Aremania. melainkan justru antara Aremania dengan Bonek. ya, kita tahu bahwa Gresik adalah kota yang unik, dimana atribut-atribut Arema ataupun Persebaya bisa terlihat berseliweran di jalan. ada yang lebih mendukung Arema, dan juga ada yang lebih mendukung Persebaya. tapi jika dalam mendukung Gresik, mereka satu suara. kondisi yang seperti itu akan rawan memunculkan gesekan. apalagi berada dalam lingkup suporter fanatik. 

Insiden terjadi jauh di luar stadion. yang paling terekspos media adalah insiden di sidoarjo dan surabaya. tepatnya di jalan tol. saya tidak ingin menyalahkan salah satu dari mereka. saya hanya berharap mereka dapat berpikir rasional dan dewasa. lalu pihak-pihak terkait kembali berusaha melakukan rekonsiliasi. mungkin terlihat tidak mungkin ya, karena permusuhan mereka sudah mengakar. tapi karena tidak ada yang tidak mungkin, maka harapan itu masih ada. kabarnya Menpora mewacanakan untuk mendamaikan kedua suporter itu. semoga berhasil ya pak. kalau bisa kasih pengertian pada suporter sampai ke akar2nya, jangan cuma memberi pengertian pada pentolan-pentolan Korwil.

sudahlah, kita doakan saja yang terbaik. dan untuk Aremania, sampai jumpa di Kanjuruhan ya :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya yaaa :D
komentar anda adalah apresiasi untuk para blogger.