Rabu, 23 Mei 2012

Ironi di Sukolilo

Ironi.. 
ya! sebuah ironi yang sering saya dapati di kampus saya tercinta, ITS. sebelumnya, saya hanya menulis secara perspektif diri saya sendiri. ITS diapit oleh 3 kampung (yang saya maksud kampung adalah wilayah dengan masyarakat yang sangat heterogen yang rata-rata merupakan orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah dengan kondisi prasarana jalan yang apa adanya, sempit dan cenderung tanpa perencanaan). kampung tersebut adalah Gebang, Keputih, dan Tegal Mulyorejo baru. 

beberapa waktu lalu, angkatan di jurusan saya mengadakan sebuah acara pengabdian terhadap masyarakat dan mengambil tempat di kampung Gebang. dengan cara mengajar menggambar untuk anak-anak sekolah dasar. karena jurusan kita adalah jurusan desain, jadi tidak jauh-jauh dengan urusan gambar. lucu ketika teman-teman dan termasuk saya kaget dengan suasana masyarakat kampung. teman-teman saya menyebut bahwa mengajar anak kecil disana itu menarik dan menyenangkan. tapi sayang cara mereka berbicara sama seperti gaya bicara tukang becak. haha. dalam hati saya mungkin cukup bersyukur. karena setidaknya saya dan teman-teman yang lain belajar sebuah pelajaran tentang kehidupan..

kembali ke topik. ITS diapit oleh tiga kampung. namun ketika garis keliling ditarik menjauh lagi dari ITS, maka kita akan menyadari bahwa ITS bersama kampung Gebang, Keputih, dan Tegal Mulyorejo Baru itu ternyata diapit oleh perumahan-perumahan elit. setiap hari saya pulang-pergi dari wonokromo ke ITS dan sebliknya. setiap berada di perempatan kertajaya (kantor RCTI di Surabaya), selalu saya melihat deretan mobil-mobil mewah menunggu lampu hijau. saat itu saya menyadari bahwa saya berada di dalam masyarakat yang sangat heterogen.

tidak 100% ironi memang. tapi apapun itu, dunia tetap akan berputar   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya yaaa :D
komentar anda adalah apresiasi untuk para blogger.