Minggu, 10 Juni 2012

di bawah kersen


suatu hari...
aku keluar dari rumah
keluar mencari sesuatu yang baru
sesuatu yang nyaman untuk berteduh
aku sadar kalau rumahku sudah rapuh
aku malas untuk memperbaiki
atau mungkin cukup bosan berusaha memperbaikinya
dan secara kebetulan, rumah itu menyuruhku untuk mencari pengalaman baru di luar
rumahku baik sekali, ia memberikan bekal untuk perjalananku
antara sedih dan bahagia, aku berjalan dengan usaha tersenyum


di tengah jalan, aku melihat sebuah pohon
mungkin sebut saja dia pohon kersen
meskipun tidak terlalu tinggi, sepertinya nyaman untuk berteduh
dengan sangat ramah, ia benar-benar membuatku nyaman
hingga akhirnya aku terlelap disana.


suatu saat, aku terjaga
aku ingat kalau aku mau mengadu nasib di dermaga kota
tapi aku enggan untuk meninggalkan si kersen
lalu aku ajak dia ke dermaga
tentu saja dia menolak, bodoh sekali aku
dia diciptakan untuk tetap di tempat itu
menaungi siapapun yang melewatinya
aku kecewa
tapi aku telah berjanji akan selalu menjaga si kersen
pohon itu terlihat riang sekali


lalu aku melanjutkan perjalanan ke dermaga
benar-benar dermaga yang indah
aku tidak sendiri
disana aku bertemu dengan ratusan buruh yang lain
mereka ditempa disana, dipekerjakan, dilatih
sebelum mereka berangkat ke seberang samudra
mencari kehidupan yang diimpikan


aku mengikuti banyak proses di dermaga ini
banyak kegiatan yang menguras tenaga
tapi aku menjadi mengenal banyak orang disini
ada yang asik, ada yang menyebalkan
dan yang paling menyebalkan adalah mandor-mandor disana
yang selalu membuat aku tidak betah
tapi teman-teman baruku membuat aku bertahan
dan impian kehidupan yang lebih baik


ketika malam, aku berhenti dari aktivitas
aku ingin pergi ke tempat kersen
sekedar melepas penat
dan akhirnya pada siang hari aku di dermaga
tapi pada malam hari aku ditempat kersen
sekedar untuk melepas rindu


begitulah aku seterusnya


hingga pada suatu malam
sebuah benalu tumbuh pada salah satu dahan kersen
kersen begitu asik bermain dengan benalu itu
aku hanya tersenyum
aku duduk di bawah kersen
sekali lagi
untuk melepas penat dan melepas rindu
namun si kersen tetap asik dengan benalu baru nya
hingga aku mulai terasa useless
dan aku pamit pulang
lalu kersen heran
mungkin merasa bersalah
aku tetap pamit pulang


pulang dengan langkah gontai
sebagai seorang yang useless
tidur di mencusuar pinggir dermaga
aku merenung
aku ingat teman-temanku, aku ingat rumahku yang sudah reot
kenapa selama ini hanya memperhatikan kersen?
entahlah..
aku sadar kalau di hidup ini banyak hal penting yang harus dijaga
teman-teman, rumah, mercusuar, dan kersen.
dan selama ini aku hanya memperhatikan kersen
bahkan tuhan pun aku lupa...


ya, aku sudah melupakan tuhan..
semoga sekarang tidak lagi.
amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentarnya yaaa :D
komentar anda adalah apresiasi untuk para blogger.